Jalan Rusak: Jerat Logistik, Harga Barang Ikut Merangkak!
Jalan adalah urat nadi perekonomian. Namun, di banyak wilayah, kondisi jalan yang rusak parah di jalur-jalur logistik utama bukan lagi sekadar pemandangan, melainkan “penyakit” kronis yang melumpuhkan distribusi barang dan mengancam stabilitas ekonomi nasional.
Distribusi Terhambat, Biaya Melonjak
Kerusakan jalan, mulai dari lubang menganga hingga retakan panjang, secara langsung memperlambat laju transportasi. Truk-truk pengangkut barang harus mengurangi kecepatan, mencari celah, atau bahkan terpaksa berhenti, menyebabkan waktu tempuh yang jauh lebih lama dari seharusnya. Dampaknya?
- Waktu dan Efisiensi Terpangkas: Keterlambatan pengiriman barang ke pasar atau pabrik mengganggu jadwal produksi dan distribusi, memicu ketidakpastian dalam rantai pasok.
- Biaya Operasional Membengkak: Konsumsi bahan bakar meningkat karena kendaraan harus berakselerasi dan mengerem lebih sering. Biaya perawatan dan perbaikan kendaraan juga melonjak drastis akibat kerusakan suspensi, ban, atau bagian lainnya.
- Risiko Kerusakan Barang: Guncangan akibat jalan rusak berisiko merusak barang yang diangkut, terutama untuk komoditas rapuh atau sensitif. Ini berarti kerugian bagi pengusaha dan, pada akhirnya, konsumen.
- Kecelakaan Lalu Lintas: Jalan rusak adalah salah satu pemicu utama kecelakaan, mengancam nyawa pengemudi dan pengguna jalan lainnya, serta menimbulkan kerugian materiil yang besar.
Efek Domino ke Harga Barang
Ketika efisiensi logistik terganggu dan biaya operasional membengkak, beban ini pada akhirnya akan diteruskan ke konsumen. Pengusaha transportasi dan distributor terpaksa menaikkan harga jasa mereka untuk menutupi kerugian dan biaya tambahan. Akibatnya, harga barang di pasaran ikut merangkak naik. Fenomena ini memicu inflasi, mengurangi daya beli masyarakat, dan menurunkan daya saing produk lokal di pasar.
Prioritas Mendesak untuk Ekonomi Nasional
Penanganan jalan rusak di jalur logistik bukan lagi pilihan, melainkan keharusan mendesak. Diperlukan komitmen serius dari pemerintah pusat dan daerah untuk:
- Prioritas Anggaran: Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan secara berkala.
- Pengawasan Kualitas: Memastikan kualitas pengerjaan proyek jalan agar tahan lama dan sesuai standar.
- Kolaborasi Multisektoral: Melibatkan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan komunitas logistik, dalam perencanaan dan pemantauan kondisi jalan.
Jalur logistik yang mulus adalah fondasi kokoh bagi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga. Mengabaikan kondisi jalan rusak sama dengan sengaja mencekik nadi distribusi barang, yang pada akhirnya akan merugikan seluruh lapisan masyarakat. Saatnya bertindak, agar roda ekonomi tidak terhenti oleh lubang di jalan.
