Cadangan devisa Indonesia kembali menunjukkan penguatan setelah sempat mengalami penurunan tajam dalam beberapa bulan terakhir. Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2025 mencapai USD 149,9 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di level USD 146,2 miliar. Kenaikan ini menjadi sinyal positif setelah sempat menyentuh titik terendah dalam 14 bulan terakhir.
Pemulihan dari Tekanan Eksternal
Kenaikan cadangan devisa ini tidak terlepas dari beberapa faktor global dan domestik. Salah satunya adalah mulai meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah setelah periode pelemahan akibat penguatan dolar AS dan kebijakan suku bunga tinggi The Federal Reserve. Selain itu, adanya peningkatan penerimaan devisa dari sektor ekspor, terutama komoditas unggulan seperti batu bara, nikel, dan minyak sawit (CPO), juga memberikan kontribusi signifikan.
Menurut keterangan resmi Bank Indonesia, peningkatan cadangan devisa pada Oktober 2025 terutama dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa migas, penarikan utang luar negeri pemerintah, serta hasil ekspor sumber daya alam. Faktor-faktor ini berhasil menyeimbangkan arus keluar devisa akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi stabilisasi nilai tukar rupiah di pasar valas.
Posisi Masih Cukup Aman
Dengan posisi USD 149,9 miliar, cadangan devisa Indonesia saat ini dinilai cukup untuk membiayai 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. BI menegaskan bahwa posisi tersebut masih mampu menjaga ketahanan eksternal dan mendukung stabilitas makroekonomi nasional.
Kepala Departemen Komunikasi BI menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan fundamental ekonomi dan mekanisme pasar. Selain itu, langkah koordinasi dengan pemerintah terus ditingkatkan untuk menjaga ketahanan sektor eksternal Indonesia dari potensi guncangan global.
Prospek Cadangan Devisa ke Depan
Dalam jangka pendek, cadangan devisa RI diperkirakan akan tetap kuat meski terdapat risiko fluktuasi. Beberapa faktor yang dapat menopang kinerja ini antara lain potensi peningkatan arus modal masuk (capital inflow) ke pasar keuangan domestik seiring ekspektasi penurunan suku bunga global, serta kinerja ekspor yang masih solid di tengah permintaan global yang mulai pulih.
Namun demikian, BI tetap mewaspadai sejumlah tantangan seperti ketidakpastian ekonomi global, tensi geopolitik, serta harga komoditas yang berfluktuasi. Apabila tekanan eksternal kembali meningkat, intervensi di pasar valas dan optimalisasi instrumen moneter akan terus dilakukan untuk menjaga kestabilan nilai tukar dan menjaga tingkat cadangan devisa.
Penopang Stabilitas Ekonomi Nasional
Cadangan devisa memiliki peran vital dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional. Selain menjadi penyangga terhadap volatilitas pasar keuangan global, cadangan ini juga menjadi indikator penting kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia. Semakin tinggi cadangan devisa, semakin kuat kemampuan pemerintah dan BI untuk mengantisipasi tekanan eksternal.
Dengan penguatan pada Oktober 2025, cadangan devisa yang kembali naik menjadi USD 149,9 miliar memberikan sinyal positif bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kokoh di tengah dinamika global. Pemerintah dan Bank Indonesia optimistis tren ini dapat berlanjut hingga akhir tahun, seiring dengan meningkatnya aktivitas ekspor, arus investasi, dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Secara keseluruhan, kenaikan cadangan devisa ini menjadi bukti bahwa kebijakan moneter dan fiskal Indonesia masih berjalan efektif, menjaga kepercayaan pasar, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional menghadapi ketidakpastian global.
