Berita  

Lembaga Swadaya Masyarakat Sebut Kualitas Pendidikan Menurun

Alarm dari Akar Rumput: LSM Soroti Kemerosotan Kualitas Pendidikan Nasional

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seringkali menjadi barometer realitas di tengah masyarakat. Dengan jangkauan langsung ke komunitas, mereka memiliki pandangan unik tentang berbagai isu, tak terkecuali kualitas pendidikan. Belakangan ini, suara-suara dari LSM kian nyaring menyuarakan satu keprihatinan serius: adanya indikasi kuat penurunan kualitas pendidikan di Indonesia.

Bukan sekadar keluhan tanpa dasar, peringatan ini didasarkan pada pengamatan lapangan, riset, dan interaksi langsung dengan siswa, guru, serta orang tua. LSM-LSM ini melaporkan berbagai gejala kemerosotan, mulai dari rendahnya capaian belajar siswa dalam mata pelajaran fundamental, ketidaksesuaian kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja dan tantangan global, hingga kesenjangan kualitas fasilitas dan kompetensi guru yang semakin melebar antar daerah.

Mereka menyoroti bahwa pasca-pandemi COVID-19, masalah "learning loss" atau hilangnya sebagian materi pembelajaran menjadi lebih akut, terutama di daerah terpencil atau kelompok rentan yang minim akses teknologi. Selain itu, masalah klasik seperti kurangnya pelatihan berkelanjutan bagi tenaga pendidik, terbatasnya sarana prasarana yang memadai, dan kebijakan pendidikan yang belum sepenuhnya tepat sasaran juga turut memperparah kondisi.

Peran LSM dalam konteks ini sangat krusial. Mereka tidak hanya bertindak sebagai pengawas independen yang menyuarakan masalah, tetapi juga sebagai advokat perubahan. Melalui data dan analisis yang mereka kumpulkan, LSM kerap memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah, menginisiasi program-program inovatif di tingkat lokal untuk menambal kekurangan, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan mutu pendidikan.

Peringatan dari akar rumput ini harus menjadi lampu kuning, bahkan merah, bagi semua pemangku kepentingan. Kualitas pendidikan adalah pondasi utama pembangunan sumber daya manusia yang unggul, yang akan menentukan daya saing dan masa depan bangsa. Mengabaikan alarm yang dibunyikan oleh LSM berarti mempertaruhkan potensi generasi penerus. Sudah saatnya pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat bersinergi lebih kuat untuk merespons tantangan ini dengan solusi konkret dan berkelanjutan, demi memastikan setiap anak bangsa mendapatkan hak atas pendidikan yang berkualitas.

Exit mobile version