Dua Arah Dunia: Menguak Perbedaan Mengemudi Jalur Kanan dan Kiri
Bayangkan sebuah dunia di mana aturan paling dasar di jalan raya terbagi menjadi dua kubu besar. Ini bukan fiksi, melainkan realitas perbedaan mengemudi di jalur kanan (Right-Hand Traffic/RHT) dan jalur kiri (Left-Hand Traffic/LHT). Perbedaan ini, yang mungkin terasa sepele, sesungguhnya mengubah banyak aspek berkendara, mulai dari desain kendaraan hingga refleks pengemudi.
Inti Perbedaan: Sisi Jalan dan Posisi Setir
-
Jalur Kanan (RHT):
- Sisi Jalan: Kendaraan bergerak di sisi kanan jalan. Ini adalah sistem yang paling umum, digunakan oleh sekitar 65% populasi dunia, termasuk Amerika Serikat, sebagian besar Eropa daratan, Cina, dan Rusia.
- Posisi Setir: Setir kendaraan umumnya berada di sisi kiri mobil. Posisi ini memberikan pengemudi pandangan terbaik ke jalur yang berlawanan dan ke tepi jalan saat mendahului.
-
Jalur Kiri (LHT):
- Sisi Jalan: Kendaraan bergerak di sisi kiri jalan. Digunakan oleh sekitar 35% populasi dunia, termasuk Inggris, Australia, Jepang, India, Indonesia, Malaysia, dan Afrika Selatan.
- Posisi Setir: Setir kendaraan umumnya berada di sisi kanan mobil. Sama seperti RHT, posisi ini memaksimalkan visibilitas pengemudi terhadap lalu lintas yang berlawanan saat mendahului dan ke tepi jalan.
Pergeseran Perspektif: Manuver dan Visibilitas
Perbedaan ini bukan hanya soal posisi, tapi juga mengubah perspektif pengemudi dan cara mereka melakukan manuver:
- Menyalip/Mendahului: Pada RHT, pengemudi menyalip dari kiri, sementara pada LHT, menyalip dari kanan. Posisi setir yang tepat memastikan pengemudi memiliki pandangan terbaik ke jalur berlawanan saat akan mendahului, sebuah faktor krusial untuk keselamatan.
- Berbelok:
- RHT: Belok kanan adalah belokan yang lebih mudah (hanya mengikuti lengkungan jalan), sementara belok kiri memerlukan kewaspadaan ekstra karena harus melintasi lalu lintas yang berlawanan.
- LHT: Belok kiri adalah belokan yang lebih mudah, sementara belok kanan memerlukan kewaspadaan ekstra karena harus melintasi lalu lintas yang berlawanan.
- Spion: Pengemudi secara tidak sadar lebih mengandalkan spion samping yang berada di sisi jalur yang berlawanan (spion kiri untuk RHT, spion kanan untuk LHT) karena itulah arah utama lalu lintas yang datang dari belakang.
Arah Bundaran dan Penanda Jalan
- Bundaran (Roundabout/Rotary): Ini adalah salah satu perbedaan paling mencolok.
- Pada RHT, kendaraan bergerak berlawanan arah jarum jam.
- Pada LHT, kendaraan bergerak searah jarum jam.
- Rambu dan Marka Jalan: Penempatan rambu lalu lintas, marka jalur, dan sinyal juga disesuaikan agar paling mudah terlihat dan dipahami dari posisi mengemudi yang berlaku.
Kesadaran Pejalan Kaki
Bahkan pejalan kaki perlu beradaptasi. Di negara RHT, mereka terbiasa melihat ke kiri lalu ke kanan sebelum menyeberang jalan. Di negara LHT, kebiasaan itu terbalik: melihat ke kanan lalu ke kiri. Kebiasaan ini sangat penting untuk keselamatan pejalan kaki di jalan raya.
Mengapa Ada Dua Arah? Sekilas Sejarah
Pembagian ini berakar pada sejarah, seringkali terkait dengan kebiasaan menunggang kuda atau penggunaan pedang di masa lalu. Sebagian besar negara LHT adalah bekas jajahan Inggris, yang mempertahankan sistem Inggris. Sementara itu, Napoleon Bonaparte sering dikreditkan dengan mempopulerkan RHT di sebagian besar Eropa.
Adaptasi adalah Kunci
Bagi pengemudi yang berpindah antara kedua sistem ini, adaptasi adalah mutlak. Bukan hanya tentang mengingat sisi jalan, tetapi juga mengubah refleks, cara melihat spion, dan merasakan dinamika lalu lintas. Memahami perbedaan mendasar ini sangat penting untuk keselamatan dan kelancaran berkendara di mana pun Anda berada di dunia, memastikan pengalaman perjalanan yang lebih aman dan nyaman.












