Jakarta – Suasana ibu kota mendadak geger setelah ditemukannya sesosok mayat dalam kondisi terbakar di kawasan lahan kosong di Jakarta Timur, Senin (3/11/2025) dini hari. Penemuan ini sontak memicu spekulasi publik karena mayat tersebut diduga memiliki kaitan dengan seorang demonstran yang dilaporkan hilang usai aksi unjuk rasa beberapa hari sebelumnya.
Penemuan Menggemparkan Warga
Menurut keterangan warga sekitar, mayat ditemukan oleh seorang pemulung yang sedang melintas di area tersebut sekitar pukul 04.30 WIB. Saat itu, ia melihat asap tipis dan mencium bau menyengat dari arah semak-semak. Setelah diperiksa, ternyata sumber asap berasal dari tubuh manusia yang sudah hangus sebagian.
“Kami langsung melapor ke pihak kepolisian karena takut ada hal yang mencurigakan,” ujar Rudi, saksi mata di lokasi kejadian.
Tak lama setelah laporan diterima, tim Inafis dan Reskrim Polres Jakarta Timur datang ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka menemukan sejumlah barang bukti, termasuk sisa kain yang masih menempel pada tubuh korban serta sepatu yang kondisinya sudah terbakar sebagian.
Dugaan Keterkaitan dengan Demonstran Hilang
Kasus ini semakin menarik perhatian setelah muncul laporan bahwa korban memiliki ciri-ciri mirip dengan salah satu demonstran yang hilang seusai aksi menolak kebijakan pemerintah di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada akhir pekan lalu. Pihak keluarga korban yang hilang bahkan telah mendatangi RS Polri Kramat Jati untuk memastikan identitas jenazah.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Kusuma, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan hubungan antara penemuan mayat tersebut dengan kasus orang hilang.
“Kami belum bisa menyimpulkan apakah korban ini benar demonstran yang dilaporkan hilang. Saat ini tim forensik masih melakukan identifikasi melalui sidik jari dan tes DNA,” jelas Ade dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (4/11/2025).
Proses Forensik dan Investigasi Lanjutan
Proses identifikasi diperkirakan memerlukan waktu beberapa hari. Polisi juga sedang memeriksa sejumlah CCTV di sekitar lokasi penemuan untuk menelusuri kemungkinan pelaku yang membuang atau membakar korban di tempat tersebut.
Selain itu, beberapa saksi termasuk warga sekitar, pengendara ojek online, dan penjaga gudang terdekat sudah dimintai keterangan. Polisi tidak menutup kemungkinan bahwa korban dibawa ke lokasi tersebut pada malam hari, mengingat daerah itu cukup sepi dan minim penerangan.
“Jika hasil forensik nanti cocok dengan data orang yang hilang, maka kami akan memperluas penyelidikan untuk mencari tahu motif dan pelaku di balik peristiwa ini,” tambah Ade.
Tanggapan Publik dan Desakan Transparansi
Penemuan mayat terbakar ini memunculkan gelombang reaksi di media sosial. Banyak warganet menuntut agar penyelidikan dilakukan secara transparan, terutama karena isu dugaan keterkaitan dengan aksi demonstrasi. Sejumlah organisasi hak asasi manusia juga menyerukan agar pihak kepolisian membuka hasil investigasi secara terbuka kepada publik.
Koordinator KontraS Jakarta, Dwi Rahma, menilai kasus ini bisa menjadi ujian bagi aparat penegak hukum dalam menjamin keadilan dan perlindungan bagi warga yang menggunakan haknya untuk menyampaikan pendapat di muka umum. “Kami mendesak polisi untuk memastikan penyelidikan berjalan objektif tanpa ada intervensi,” ujarnya.
Polisi Minta Masyarakat Tidak Berspekulasi
Sementara itu, kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. “Kami memahami kekhawatiran publik, tetapi proses hukum harus berjalan berdasarkan fakta dan bukti ilmiah,” tegas Kombes Ade.
Hingga kini, lokasi penemuan mayat masih dipasangi garis polisi dan dijaga ketat untuk mencegah hilangnya barang bukti tambahan. Publik menantikan hasil identifikasi resmi yang diharapkan dapat mengungkap misteri di balik penemuan mayat terbakar yang menghebohkan ini.
Kasus ini menjadi perhatian nasional, menandakan pentingnya penegakan hukum yang transparan dan perlindungan terhadap hak-hak warga dalam konteks kebebasan berpendapat di Indonesia.











